BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Manusia adalah
makhluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Manusia tidak
dapat hidup tanpa bantuan orang lain, merupakan suatu konsesus mutlak dan
tertanam dalam benak setiap insan manusia sehingga ini bisa dikatakan bahwa
manusia tidak mampu bertahan hidup sendiri. Sejak dilahirkan ke dunia sampai
meninggal dunia, manusia selalu terlibat dalam interaksi. Oleh karena itu
manusia cenderung melakukan interaksi dan kerjasama satu dengan yang lainnya
untuk mempermudah mencapai tujuan.
Kumpulan
manusia yang memiliki tujuan bersama, harapan bersama, kegiatan bersama, norma
yang disepakati bersama secara umum disebut dengan kelompok. Kelompok adalah
sekumpulan orang atau individu yang terorganisir, dengan kesamaan kegiatan dan
tujuan yang sama sehingga tujuan dari kelompok ditentukan bersama-sama.
Sedangkan dinamika kelompok merupakan suatu metode dan proses yang bertujuan
untuk meningkatkan nilai kerjasama kelompok untuk menumbuhkan dan membangun
kelompok semula terdiri dari kumpulan individu yang belum saling mengenal satu
sama lain menjadi satu kesatuan kelompok dengan tujuan, satu norma, dan cara
penyampaian yang disepakati bersama.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana sejarah terbentukya dinamika kelompok ?
2.
Apa yang dimaksud dengan dinamika kelompok ?
3.
Apa saja fungsi dari dinamika kelompok ?
4.
Apa saja jenis-jenis dinamika kelompok ?
5.
Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan dinamika
kelompok ?
6.
Keunggulan dan kelemahan dinamika kelompok ?
7.
Apa yang dimaksud dengan kerjasama tim (team work) ?
1.3 TUJUAN
1.
Mengetahui sejarah terbentuknya dinamika kelompok
2.
Mengetahui definisi dari dinamika kelompok
3.
Mengetahui fungsi dan jenis-jenis dinamika kelompok
4.
Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan dari dinamika
kelompok
5.
Mengetahui keunggulan dan kelemahan dinamika kelompok
6.
Mengetahui definisi kerjasama tim
BAB II
KONSEP DINAMIKA KELOMPOK
2.1 SEJARAH
TERBENTUKNYA DINAMIKA KELOMPOK
Sejarah
munculnya dinamika kelompok dapat diuraikan sebagai berikut:
A. Zaman Yunani
Pada masa ini
berkembang ajaran Plato, bahwa daya-daya pada individu tercermin dalam struktur
masyarakat dengan karakteristik yang berbeda satu sama lain. Masing-masing
struktur masyarakat tersebut merupakan kelompok yang terpisah satu sama lain
dan tiap-tiap golongan memiliki norma yang berfungsi sebagai pemersatu dan
pedoman dalam interaksi sosial antar anggota masing-masing golongan. Pada masa
ini ikatan persatuan dan interaksi sosial terjalin dengan kuat, sehingga
masing-masing golongan dapat mempertahankan kesatuannya dan tidak
terpecah-pecah dalam kelompok/golongan yang lebih kecil.
B. Zaman Liberalisme
Pengaruh cara
berfikir bebas mengakibatkan individu bebas menentukan segala sesuatu bagi
dirinya dan tiap individu tidak bisa menetukan individu lain dalam kehidupan.
Kebebasan ini justru membawa malapetaka pada individu, karena individu merasa
tidak mempunyai pedoman dalam kehidupan, sehingga mereka merasa tidak memiliki
kepastian. Kondisi tersebut membuat individu merasa ketakutan, sehingga
berbagai cara mereka tempuh untuk untuk menghilangkan ketakutan dan memperoleh
pedoman dalam menjalani hidup. Gagasan individu yang muncul pada saat itu
adalah mengadakan perjanjian social antara sesamanya dan hal tersebut
dirumuskan dalam Leviathan atau Negara yang diharapkan dapat
menjamin hidup mereka.
C. Zaman Ilmu Jiwa Bangsa-bangsa
Pada masa ini
Moritz Lazarus dan Stanley Hall memelopori untuk mengadakan suatu penyelidikan
terhadap bangsa primitive yang memiliki ciri khas di dalam kehidupannya.
Penyelidikan dilakukan terhadap adat dan bahasa rakyat dan hubungannya dengan
tingkah laku masyarakat primitif. Hasil penyelidikan, pengaruh adat dan bahasa
menimbulkan homogenitas pada masyarakat sehingga setiap sikap dan tingkah laku
anggota masyarakat tidak berbeda satu sama lain. Hal ini disebabkan karena adat
dan bahasa rakyat menimbulkan kesamaan psikologi, dan ini tercermin dalam
tingkah laku. Terori ini berkembang, bahwa setiap masyarakat yang mempunyai
kesamaan psikologi menjadi suku bangsa tertentu, lengkap dengan kepribadian
masing-masing.
D. Zaman Gerakan Massa
Adanya bentuk
pemerintahan otokrasi dengan segala bentuk penekanannya mengakibatkan
masyarakat menunjukkan pergolakan untuk membebaskan diri dan membentuk
pemerintahan yang diinginkan. Gerakan massa ini mendorong Gustave Le Bon
melakukan penyelidikan secara intensif dan mendalam pada gerakan massa. Hasil
penyelidikan menunjukkan bahwa dalam gerakan massa tiombul apa yang dinamakan
sugesti, yang mengakibatkan gerakan massa tersebut dala setiap individu
kehilangan control diri terhadap mereka. Apabila ditinjau, massa yang memiliki
gerakan sedemikian hebat, tentu massa tersebut mempunyai anggota, norma,
pimpinan dan tujuan yang hal ini tidak ubahnya seperti bentuk suatu kelompok.
E. Zaman Psikologi Sosial
Penyelidikan
terhadap massa memberikan motivasi kepada ahli untuk mengadakan
penyelidikan lebih mendalam terhadap massa, meskipun risikonya besar. Pada abad
ke-20, para ahli mengubah arah penyelidikannya dan mereka lebih tertarik untuk
mengadakan penyelidikan terhadap gejala-gejala psikis dalam situasi tertentu.
Edward A. Ross mengadakan penyelidikan terhadap hubungan psikis antara individu
dengan lingkungannya. Dalam meninjau situasi sosial maka situasi tersebut
adalah situasi yang mengakibatkan berkumpulnyasejumlah individu pada saat
tertentu. Hal ini tidak berbeda dengan anggapan bahwa situasi sosial
berarti membawa pula adanya kelompok.
F. Zaman Dinamika Kelompok
Erich Fromm
mengawali kegiatan penyelidikannya yang disusun dalam buku Escape From
Freedom untuk menunjukkan perlunya individu bekerja sama dengan
individu lain, hingga timbul solidaritas dalam kehidupannya. Hal ini disebabkan
karena terdorong oleh adanya keinginan individu untuk memperoleh kepastian
dalam kehidupan ketika hasrat kepastian ini hanya diperoleh apabila
masing-masing individu memiliki rasa solidaritas. Moreno mengemukakan bahwa
perlunya kelompok-kelompok kecil seperti keluarga, regu kerja, regu belajar,
ketika di dalam kelompok itu terdapat suasana saling menolong, hingga kohesi
menjadi kuat, dan kelompok yang makin kuat kohesinya, makin kuat
moralnya. Kurt Lewin menyimpulkan bahwa tingkah laku individu sangat
dipengaruhi oleh kelompok yang menjadi anggotanya. Jadi jelaslah bahwa kelompok
itu memang benar-benar mempunyai pengaruh terhadap kehidupan individu.
2.2 DEFINISI DINAMIKA KELOMPOK
Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga
kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara
memadai terhadap keadaan. Dinamika juga berarti adanya interaksi dan
interdependensi antara anggota kelompok dengan kelompok secara keseluruhan.
Keadaan ini dapat terjadi karena selama ada kelompok, semangat kelompok (group
spirit) terus-menerus ada dalam kelompok itu, oleh karena itu kelompok
tersebut bersifat dinamis, artinya setiap saat kelompok yang bersangkutan dapat
berubah.
Kelompok adalah kumpulan orang-orang yang
merupakan kesatuan sosial yang mengadakan interaksi yang intensif dan mempunyai
tujuan bersama. Menurut W.H.Y. Sprott mendefinisikan kelompok sebagai beberapa
orang yang bergaul satu dengan yang lain. Kurt
Lewin berpendapat ”the essence of a group is not the similarity or
dissimilarity of its members but their interdependence”.H. Smith
menguraikan bahwa kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu,
yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan dasar
kesatuan persepsi. Interaksi antar anggota kelompok dapat menimbulkan kerja sama apabila
masing-masing anggota kelompok:




Menurut Reitz (1977) kelompok mempunyai karakteristik
sebagai berikut:
1. Terdiri dari dua orang atau lebih
2. Berinteraksi satu sama lain
3. Saling membagi beberapa tujuan
yang sama
4. Melihat dirinya sebagai suatu
kelompok
Dinamika kelompok merupakan suatu kelompok yang
terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologi secara
jelas antara anggota satu dengan yang lain yang dapat berlangsung dalam situasi
yang dialami secara bersama. Dinamika kelompok juga dapat didefinisikan
sebagai konsep yang menggambarkan proses kelompok yang selalu bergerak,
berkembang dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubah-ubah.
Dinamika kelompok mempunyai beberapa tujuan, antara lain:
§ Membangkitkan kepekaan diri
seorang anggota kelompok terhadap anggota kelompok lain, sehingga dapat
menimbulkan rasa saling menghargai
§ Menimbulkan rasa solidaritas
anggota sehingga dapat saling menghormati dan saling menghargai pendapat orang
lain
§ Menciptakan komunikasi yang
terbuka terhadap sesama anggota kelompok
§ Menimbulkan adanya i’tikad yang
baik diantara sesama anggota kelompok.
Proses dinamika kelompok mulai dari individu sebagai
pribadi yang masuk ke dalam kelompok dengan latar belakang yang berbeda-beda,
belum mengenal antar individu yang ada dalam kelompok. Mereka membeku seperti
es. Individu yang bersangkutan akan berusaha untuk mengenal individu yang lain.Es yang membeku lama-kelamaan mulai mencair, proses
ini disebut sebagai “ice breaking”. Setelah saling mengenal, dimulailah berbagai diskusi
kelompok, yang kadang diskusi bisa sampai memanas, proses ini disebut
”storming”. Storming akan membawa perubahan pada sikap dan perilaku individu,
pada proses ini individu mengalami ”forming”. Dalam setiap kelompok harus ada
aturan main yang disepakati bersama oleh semua anggota kelompok dan pengatur
perilaku semua anggota kelompok, proses ini disebut ”norming”. Berdasarkan
aturan inilah individu dan kelompok melakukan berbagai kegiatan, proses ini
disebut ”performing”.
2.3 FUNGSI
DINAMIKA KELOMPOK
Dinamika kelompok merupakan kebutuhan bagi setiap individu yang
hidup dalam sebuah kelompok. Fungsi dari dinamika kelompok itu antara lain:
1. Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam
mengatasi persoalan hidup. (Bagaimanapun manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa
bantuan orang lain).
2. Memudahkan segala pekerjaan. (Banyak pekerjaan yang
tidak dapat dilaksanakan tanpa bantuan orang lain)
3. Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah
dan mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga seleseai lebih
cepat, efektif dan efesian. (pekerjaan besar dibagi-bagi sesuai bagian
kelompoknya masing-masing / sesuai keahlian)
4. Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan
masyarakat
(setiap individu bisa memberikan masukan dan berinteraksi dan memiliki peran yang sama dalam masyarakat)
(setiap individu bisa memberikan masukan dan berinteraksi dan memiliki peran yang sama dalam masyarakat)
2.4 JENIS-JENIS DINAMIKA KELOMPOK
A.
Kelompok Primer
Merupakan
kelompok yang didalamnya terjadi interaksi sosial yang anggotanya saling mengenal
dekat dan berhubungan erat dalam kehidupan.Sedangkan menurut Goerge Homans
kelompok primer merupakan sejumlah orang yang terdiri dari beberapa orang yang
sering berkomunikasi dengan lainnya sehingga setiap orang mampu berkomunikasi
secara langsung (bertatap muka) tanpa melalui perantara Misalnya antara
lain:keluarga,RT,kawan sepermainan, kelompok agama dan lain-lain.
B.
Kelompok Sekunder
Jika interaksi
sosial terjadi secara tidak langsung, berjauhan, dan sifatnya kurang
kekeluargaan.Hubungan yang terjadi biasanya bersifat lebih objektif. Misalnya:
partai politik, perhimpunan serikat kerja dan lain-lain.
C.
Kelompok Formal
Pada kelompok
ini ditandai dengan adanya peraturan atau Anggaran Dasar (AD), Anggaran Rumah
Tangga (ART) yang ada. Anggotanya diangkat oleh organisasi. Contoh dari
kelompok ini adalah semua perkumpulan yang memiliki AD/ART.
D.
Kelompok Informal
Merupakan suatu
kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik, dan kebutuhan-kebutuhan
seseorang. Keanggotan kelompok biasanya tidak teratur dan keanggotaan
ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu dan kelompok Kelompok ini
terjadi pembagian tugas yang jelas tapi bersifat informal dan hanya berdasarkan
kekeluargaan dan simpati. Misalnya: kelompok arisan.
2.5 PEMBENTUKAN KELOMPOK
Pembentukan kelompok dilakukan dengan
menentukan kedudukan masing-masing anggota (siapa yang menjadi ketua atau
anggota). Interaksi yang terjadi suatu saat akan memunculkan perbedaan antara individu satu dengan lainnya sehingga timbul
perpecahan (konflik). Perpecahan yang terjadi bisanya
bersifat sementara karena kesadaran arti pentingnya kelompok tersebut, sehingga
anggota kelompok berusaha menyesuaikan
diri demi kepentingan bersama. Akhirnya setelah terjadi
penyesuaian, perubahan dalam kelompok mudah terjadi. Langkah proses
pembentukan Tim
diawali dengan pembentukan kelompok, dalam proses selanjutnya didasarkan adanya
hal-hal berikut :
Pembagian
kelompok didasarkan pada tingkat kemampuanintelegensi yang dilihat dari
pencapaian akademis. Misalnya terdapat satuatau lebih punya kemampuan intelektual, atau yang lain memilikikemampuan
bahasa yang lebih baik. Dengan demikian diharapkan anggotayang memiliki
kelebihan tertentu bisa menginduksi anggota lainnya.
Pembagian
kekuatan yang berimbang akan memotivasi anggotakelompok untuk berkompetisi
secara sehat dalam mencapai tujuankelompok. Perbedaan kemampuan yang ada pada
setiap kelompok jugaakan memicu kompetisi internal secara sehat. Dengan
demikian dapatmemicu anggota lain melalui transfer ilmu pengetahuan agar
bisamemotifasi diri untuk maju.
Terbentuknya
kelompok karena memiliki tujuan untuk dapatmenyelesaikan tugas-tugas kelompok
atau individu.
Pengorganisasian
dilakukan untuk mempermudah koordinasi dan proses kegiatan kelompok. Dengan demikian masalah kelompok dapatdiselesaikan
secara lebih efisien dan efektif.
Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok.
Kebebasan disini merupakan kebebasan setiap anggota untukmenyampaikan ide,
pendapat, serta ekspresi selama kegiatan. Namundemikian kebebasan tetap berada
dalam tata aturan yang disepakatikelompok.
Interaksi
merupakan syarat utama dalam dinamika kelompok,karena dengan interaksi akan ada
proses transfer ilmudapat
berjalansecara horizontal yang didasarkan atas kebutuhan akan informasi
tentang pengetahuan tersebut.
2.6 PERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGAN DINAMIKA KELOMPOK
Terbentuknya kelompok karena adanya persamaan dalam
kebutuhan akan berkelompok, dimana individu memiliki potensi dalam
memenuhi kebutuhan dan setiap individu memiliki keterbatasan, sehingga individu
akan meminta atau membutuhkan bantuan individu yang lain untuk mengatasinya.
Kelompok merupakan tujuan yang diharapkan dalam proses
dinamika kelompok, karena jika hal tersebut tercapai, maka dapat dikatakan
salah satu tujuan proses transformasi dapat berjalan dengan baik. Indikator
yang dijadikan pedoman untuk mengukur tingkat perkembangan kelompok adalah
sebagai berikut:
1. Adaptasi
Setiap individu terbuka untuk memberi dan menerima
informasi yang baru. Setiap kelompok, tetap selalu terbuka untuk menerima peran
baru sesuai dengan hasil dinamika kelompok tersebut. Di samping itu proses
adaptasi juga berjalan dengan baik yang ditandai dengan kelenturan setiap
anggota untuk menerima ide, pandangan, norma dan kepercayaan anggota kelompok
lain tanpa merasa integritasnya terganggu
2. Pencapaian tujuan
Setiap anggota mampu menunda kepuasan dan melepaskan
ikatan dalam rangka mencapai tujuan bersama, mampu membina dan memperluas pola,
serta individu mampu terlibat secara emosional untuk mengungkapkan pengalaman,
pengetahuan dan kemampuannya.
3. Perkembangan kelompok dapat
ditunjang oleh bagaimana komunikasi dalam kelompok. Perkembangan kelompok
dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:
-
Tahap pra afiliasi Merupakan tahap permulaan dengan
diawali adanya perkenalan dimana semua individu akan saling mengenal satu
dengan yang lain, kemudian berkembang menjaadi kelompok yang sangat akrab
dengan mengenal sifat dan nilai masing-masing anggota.
-
Tahap Fungsional Tahap ini tumbuh ditandai adanya
perasaan senang antara satu dengan yang lain, tercipta homogenitas, kecocokan
dan kekompakan dalam kelompok. Maka akan terjadi pembagian dalam menjalankan
fungsi kelompok.
-
Tahap Disolusi Tahap ini terjadi apabila
keanggotaan kelompok sudah mempunyai rasa tidak membutuhkan lagi dalam
kelompok, tidak tercipta kekompakan karena perbedaan pola hidup, sehingga
percampuran yang harmonis tidak terjadi dan akhirnya terjadi pembubaran
kelompok.
Perkembangan kelompok sebenarnya banyak dikemukakan
oleh para ahli. Clark (1994) mengemukakan perkembangan
kelompok ke dalam tiga fase, yaitu:
Ø Fase orientasi
Individu masih mencari/dalam proses penerimaan dan
menemukan persamaan serta perbedaan satu dengan lainnya. Pada tahap ini belum
dapat terlihat sebagai kesatuan kelompok, tapi masih tampak individual.
Ø Fase bekerja
Anggota sudah mulai merasa nyaman satu dengan lainnya,
tujuan kelompok mulai ditetapkan. Keputusan dibuat melalui mufakat daripada
voting. Perbedaan yang ada ditangani dengan adaptasi satu sama lainnya dan
pemecahan masalah daripada dengan konflik. Ketidaksetujuan diselesaikan secara
terbuka.
Ø Fase terminasi
Fokus pada evaluasi dan merangkum pengalaman kelompok.
Ada perubahan perasaan dari sangat frustasi dan marah menjadi sedih atau puas,
tergantung pada pencapaian tujuan dan pembentukan kelompok (kesatuan kelompok)
Tuckman dan Jensen membagi perkembangan kelompok dalam
6 fase, dimana terdapat perbedaan perilaku tim dan perilaku pemimpin sebagai
berikut:
Fase
|
Perilaku tim
|
Perilaku pemimpin
|
Orientation
|
Ragu, belum familiar, belum saling percaya, belum ada partisipasi
|
Mendefinisikan misi kelompok, tipenya masih memberi instruksi, membuat
skema tujuan
|
Forming
|
Menerima satu sama lain, belajar ketrampilan komunikasi, mulai
termotivasi
|
Rencana/fokus pada masalah, role model yang positif, mendorong adanya
partisipasi
|
Storming
|
Semangat tim berkembang, mulai membangun kepercayaan, konflik mungkin
muncul, terkadang tidak sabar dan frustasi
|
Evaluasi gerakan kelompok, fokus pada tujuan, penyelesaian konflik,
menentukan tujuan
|
Norming
|
Kenyamanan meningkat, identifikasi tanggung jawab, interaksi tim efektif,
resolusi konflik
|
Fokus pada tujuan, menyertai proses, memberikan dorongan pada tim
|
Performing
|
Tujuan yang jelas, adanya kohesi/kesatuan, pemecahan masalah
|
Beraksi seperti anggota kelompok, dorongan meningkatkan
tanggung jawab, mengukur hasil
|
Terminating
|
Angota tersebar, tim akhirnya mencapai tujuan
|
Perayaan dan penghargaan, memperkuat kesuksesan.
|
2.7 KEUNGGULAN DAN
KELEMAHAN DINAMIKA KELOMPOK
Dalam proses
dinamika kelompok terdapat faktor yang menghambat maupun memperlancar proses
tersebut yang dapat berupa kelebihan maupun kekurangan dalam kelompok tersebut.
Ø Kelebihan dinamika Kelompok
a
Keterbukaan antar anggota kelompok untuk memberi dan
menerima informasi & pendapat anggota yang lain.
b
Kemauan anggota kelompok untuk mendahulukan
kepentingan kelompoknya dengan menekan kepentingan pribadi demi tercapainya
tujuan kelompok
c
Kemampuan secara emosional dalam mengungkapkan kaidah
dan norma yang telah disepakati kelompok.
Ø Kekurangan Kelompok
Kelemahan
pada kelompok bisa disebabkan karena waktu penugasan, tempat atau jarak anggota
kelompok yang berjauhan yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas
pertemuan.
2. 8 KERJA SAMA TIM
Team work bisa diartikan sebagai kerja tim
atau kerjasama, team work atau kerja sama tim merupakan bentuk kerja kelompok
dengan keterampilan yang saling melengkapi serta berkomitmen untuk
mencapai misi yang sudah disepakati sebelumnya untuk mencapai
tujuan bersama secara efektif dan efisien. Harus disadari bahwa teamwork
merupakan peleburan berbagai pribadi yang menjadi satu pribadi untuk mencapai
tujuan bersama.Sebuah tim itu sangat memebutuhkan kemauan untuk
saling bergandengan-tangan menyelesaikan pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak
menyelesaikan pekerjaan atau tidak ahli dalam pekerjaan A, namun dapat
dikerjakan oleh anggota tim lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan kerja tim,
beban dibagi untuk satu tujuan bersama serta saling melengkapi antar
sesama.
Saling mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan
kunci kesuksesan dari teamwork. Jangan pernah mengabaikan pengertian dan
dukungan ini. Meskipunsering terjadi perbedaan pemahaman
serta perselisihan antar pribadi, namun dalam tim harus segera
menyingkirkannya terlebih dahulu. Bila tidak kehidupan dalam tim jelas akan
terganggu, bahkan dalam satu tim bisa jadi berasal dari latar belakang divisi
yang berbeda yang terkadang menyimpan pula perselisihan. Oleh karena
itusangatlah penting untuk menjunjung
tinggi kesadaran akan kebersamaan sebagai anggota tim di atas
segalanya.
Sementara untuk membentuk dan membangun team work yang
solid, tentu tidak semudah kita membalikan telapak tangan, team work yang solid
akan menciptakan hasil yang maksimal dalam suatu tim tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dinamika kelompok merupakan suatu kelompok yang
terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologi secara
jelas antara anggota satu dengan yang lain yang dapat berlangsung dalam situasi
yang dialami secara bersama. Dinamika kelompok mempunyai beberapa tujuan,
antara lain:
§ Membangkitkan kepekaan diri
seorang anggota kelompok terhadap anggota kelompok lain, sehingga dapat
menimbulkan rasa saling menghargai
§ Menimbulkan rasa solidaritas
anggota sehingga dapat saling menghormati dan saling menghargai pendapat orang
lain
§ Menciptakan komunikasi yang
terbuka terhadap sesama anggota kelompok
§ Menimbulkan adanya i’tikad yang
baik diantara sesama anggota kelompok.
Dinamika kelompok merupakan kebutuhan bagi setiap individu yang
hidup dalam sebuah kelompok. Fungsi dari dinamika kelompok itu antara lain:
1. Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam
mengatasi persoalan hidup. (Bagaimanapun manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa
bantuan orang lain).
2. Memudahkan segala pekerjaan. (Banyak pekerjaan yang
tidak dapat dilaksanakan tanpa bantuan orang lain)
3. Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah
dan mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga seleseai lebih
cepat, efektif dan efesian. (pekerjaan besar dibagi-bagi sesuai bagian
kelompoknya masing-masing / sesuai keahlian)
4. Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan
masyarakat
(setiap individu bisa memberikan masukan dan berinteraksi dan memiliki peran yang sama dalam masyarakat)
(setiap individu bisa memberikan masukan dan berinteraksi dan memiliki peran yang sama dalam masyarakat)
Team work bisa
diartikan sebagai kerja tim atau kerjasama, team work atau kerja sama
tim merupakan bentuk kerja kelompok dengan keterampilan yang saling melengkapi
serta berkomitmen untuk mencapai misi yang sudah disepakati
sebelumnya untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Harus
disadari bahwa teamwork merupakan peleburan berbagai pribadi yang menjadi satu
pribadi untuk mencapai tujuan bersama
Sementara untuk membentuk dan membangun team work yang
solid, tentu tidak semudah kita membalikan telapak tangan, team work yang solid
akan menciptakan hasil yang maksimal dalam suatu tim tersebut.
3.2 SARAN
Pentingnya dinamika kelompok
dikarenakan individu tidak mungkin hidup sendiri di dalam masyarakat, individu
tidak dapat bekerja sendiri dalam memenuhi kehidupan. Dalam masyarakat yang
besar, perlu adanya pembagian kerja agar pekerjaan dapat terlaksana dengan baik
masyarakat yang demoksratis dapat berjalan baik apabila lembaga sosial dapat
bekerja dengan efektif. Dinamika kelompok menjadi bahan persaingan dari para
ahli psikologi, ahli sosiologi, ahli psikologi sosial, maupun ahli yang
menganggap dinamika kelompok sebagai eksperimen. Hal tersebut membawa pengaruh
terhadap pendekatan-pendekatan yang ada dalam dinamika kelompok
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar